TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Politik Hukum dan Keamanan Wiranto meminta aparat keamanan untuk mengawal penghitungan suara secara ketat. Ini diungkapkan Waranto saat menggelar rapat koordinasi kesiapan akhir pengamanan pemungutan suara.
Baca: Wiranto Ingatkan Menjelang Pemilu 2019 Jangan Ada Gerakan Massa
Rapat itu dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kejaksaan Agung, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi, Ketua KPU Arief Budiman, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu Abhan. Rapat juga dilakukan bersama sejumlah kepala lembaga yang berkaitan dengan pemilu.
Setidaknya, ada enam instruksi yang disampaikan Wiranto mengawali rapat tersebut. Selain menjaga penghitungan secara ketat, Wiranto meminta aparat keamanan untuk menciptakan ruang yang aman bagi pemilih untuk dapat memberikan suara mereka di tempat pemungutan suara dengan bebas dan tanpa tekanan.
Dia juga meminta kepada aparat untuk membantu penyelenggara pemilu apabila masih ada perlengkapan atau peralatan yang kurang. Selanjutnya, Wiranto meminta aparat untuk mengidentifikasi potensi gangguan pemilu. Dia meminta aparat untuk segera menetralisir ancaman bila ditemukan.
Wiranto juga mengingatkan aparat TNI dan Polri untuk menjaga netralitas saat pelaksanaan Pemilu 2019 pada 17 April. Dia mengatakan aparat keamanan harus berpikir bahwa menjaga pemilu merupakan kehormatan dan suksesnya pelaksanaan pemilu adalah kebanggaan bangsa.
Baca: Ucapan Wiranto Dianggap Bisa Ubah Golput Jadi Gerakan Ideologis
"Ini yang sudah diingatkan berkali-kali oleh Panglima TNI maupun Kapolri, jaga netralitas sebagai aparat keamanan yang baik dan terpercaya," kata Wiranto.